Dari masa ke masa, tari mengalami pergeseran skor dan perubahan bentuk.
Hal itu disebabkan beberapa faktor, ibarat berubahnya fungsi, pemenuhan kebutuhan pentas hiburan atau tontonan, dan perubahan sosial dalam kehidupan masyarakat. Pergeseran skor pada tari terjadi akhir berubahnya fungsi tari.
Info Tari
Tari Serampang Dua belas sangat dikenal di tempat Melayu, baik di tempat sekitar Pekanbaru, Riau,
atau di ranah Minang maupun di tempat Melayu Deli. Dengan iringan musik yang dinamis, para penari biasanya berpasangan membawakan gerakan penuh kegembiraan, keakraban, tetapi tetap menjunjung tinggi kesopanan.
Zaman lampau fungsi tari upacara memang ditujukan untuk komunikasi religius insan dengan Sang Khalik Yang Maha Berkuasa. Kadab tari-tarian upacara diangkat menjadi sebuah tari tontonan, maka iklim mistis religius dan kesakralannya menjadi hilang. Dengan demikian, tidak ada lagi hukum baku yang menjadi persyaratan sebuah tari upacara.
Misalnya, Tari Tor Tor dari Batak Toba. Dalam setiap gerakan tangan mengandung arti tertentu, ibarat diberikut.
a) Empat Posisi tangan Manea Nea: meminta berkat, turut menanggung beban
b) Memasu–masu: memdiberi berkat
c) Mangido tua: meminta atau mendapatkan berkat
d) Manomba: menyembah, meminta berkat
Kadab gerak ini dilakukan di atas panggung dalam sebuah pentas seni untuk menyambut dan menghibur tamu, arti dari empat posisi tangan itu menjadi hilang dan bergeser menjadi sebuah tarian yang penuh dengan sajian estetis semata.
Advertisement